Pages

Jumat, 16 Desember 2011

SYARAT MENGENAKAN JILBAB

Setiap wanita muslimah pasti sudah banyak yang mengetahui, bahwa mereka diwajibkan untuk memakai pakaian yang tidak memperlihatkan auratnya atau mempertontonkan bentuk tubuhnya. Namun masih banyak yang belum mengetahui bagaimana syari’at agama Islam mengajarkan cara mengenakan jilbab, karena masih banyak wanita yang mengaku muslimah, tapi cara berpakaiannya tidak atau belum sesuai dengan syari’at agama Islam.

Syarat-syarat dalam mengenakan Jilbab :

Pertama : Menutupi seluruh tubuh, kecuali yang disyari’atkan.

Artinya pakaian yang digunakan harus menutupi seluruh tubuhnya dan jangan memakai jilbab yang hanya menutupi sebagian saja dari tubuhnya. Allah SWT telah berfirman dalam Al Qur’an surat Al Ahzab ayat 59, yang artinya : “ Wahai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mu’min. Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang “.
Jadi jelaslah bagi seorang muslimah untuk menutup seluruh tubuhnya, kecuali yang disyaria’tkan. Sungguh sangat menyedihkan, jika ada seorang muslimah yang banyak kita lihat, dimana dia bermaksud memakai jilbab, akan tetapi rambutnya masih terlihat keluar dari bagian depan atau bagian belakangnya.

Kedua : Bukan berfungsi sebagai perhiasan.

Ada juga wanita muslimah yang memakai jilbab hanya sebagai perhiasan saja, agar dirinya tampak kelihatan cantik, namun leher dan telinganya masih tampak terlihat jelas dan hal ini juga akan mengundang kaum lelaki untuk melirikkan pandangannya kepada mereka. Padahal tujuan memakai jilbab adalah agar aurat dan perhiasan mereka tidak tampak. Sebagaimana firman Allah SWT dalam Al Qur’an surat An Nur ayat 31 yang artinya : “ …Dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya…”.

Ketiga : Kainnya harus tebal dan tidak tipis.

Ketika ingin memakai jilbab, gunakan bahan kain yang tebal dan jangan tipis, karena bahan yang tipis dapat menggambarkan bentuk tubuh dan mengundang godaan kaum lelaki. Jika pakaian tersebut tipis, maka dianjurkan bagi seorang muslimah untuk memakai lapisan dalam. Rasulullah SAW telah bersabda : “ Pada akhir ummatku nanti, akan ada wanita-wanita yang berpakaian tetapi telanjang. Diatas kepala mereka seperti terdapat punuk unta. Kutuklah mereka karena sebenarnya mereka adalah kaum yang terkutuk “, (HR. Ahmad).

Keempat : Harus Longgar, Tidak Ketat, Sehingga tidak Dapat Menggambarkan Sesuatu Dari Tubuhnya.

Banyak kita lihat kaum muslimah memakai jilbab dengan ketat dan hal ini sama saja tidak memakai jilbab. Karena memakai jilbab, selain kain yang tebal tapi juga harus longgar dan tidak ketat, sehingga tidak menampakkan bentuk tubuh wanita muslimah tersebut. Usamah bin Zaid pernah diberi baju Qubthiyah yang tebal oleh Rasulullah SAW, lalu Usamah memberikan baju tersebut kepada istrinya. Ketika istri Usamah memakainya dan Rasulullah SAW mengetahuinya, beliau pun bersabda : “Perintahkanlah dia agar mengenakan baju dalam di balik Qubthiyah itu, karena saya khawatir baju itu masih bisa menggambarkan bentuk tubuh “, (HR. Ad Dhiya’ Al Maqdisi, Ahmad dan Baihaqi).

Kelima : Tidak Diberi Wewangian atau Parfum.

Dianjurkan bagi kaum muslimah yang memakai jilbab untuk tidak memakai wewangian atau parfum, karena akan mengundang perhatian kaum lelaki dan akan menimbulkan fitnah. Sebagaimana Rasulullah SAW telah bersabda : “  Siapapun perempuan yang memakai wewangian, lalu dia melewati kaum laki-laki, agar mereka mendapatkan baunya, maka dia adalah pezina ”. (HR.An-Nasai, Abu dawud, At-Tirmidzi).

Keenam : Bukan Untuk Mencari Popularitas.

Janganlah memakai jilbab karena ingin mencari popularitas di tengah-tengah orang banyak, agar dibilang pakaiannya harganya mahal, atau pakaiannya banyak dipakai para artis dan lain sebagainya. Namun juga jangan menggunakan jilbab dengan seadanya saja, atau tampak lusuh dengan pakaian yang bernilai rendah, agar dibilang seseorang yang zuhud, yang kesemuanya dengan bertujuan riya atau sombong sekedar untuk menunjukkan siapa dirinya. Pakailah pakaian dengan tujuan karena Allah SWT dan karena melaksanakan perintah-Nya serta sebagai tanda syukur atas nikmat yang telah Allah SWT berikan kepada kita semua, sebagaimana sabda Rasulullah SAW : “ Sesungguhnya Allah menyukai jika melihat bekas kenikmatan yang diberikan oleh-Nya ada pada seorang hamba ”, (HR. Tirmidzi)

Ketujuh : Tidak Menyerupai Pakaian Laki-Laki.

Janganlah wanita muslimah memakai pakaian yang menyerupai laki-laki, karena hal itu dilarang dan tidak mencerminkan seorang muslimah. Ada salah satu hadits yang melarang hal itu, yaitu dari Abu Hurairah r.a, dia berkata : “ Rasulullah SAW melaknat pria yang memakai pakaian wanita dan wanita yang memakai pakaian pria “,  (HR. Abu Dawud). Jika wanita berpakaian menyerupai pakaian laki-laki, maka wanita itu akan terpengaruh dengan tingkah lalu laki-laki dan dia akan terbiasa menampakkan auratnya serta akan menghilangkan rasa malu yang disyari’atkan bagi wanita.

Kedelapan : Tidak Menyerupai Pakaian Wanita Kafir.

Banyak para wanita muslimah yang sudah terpengaruh oleh budaya pakaian-pakaian dari barat, yang banyak memperlihatkan dan mempertontonkan auratnya. Dengan pengaruh pakaian-pakaian itu, yang merupakan pakaian-pakaian wanita kafir, membuat sulit dan terasa berat bagi kaum wanita untuk memulai memakai pakaian muslimah. Padahal pakaian muslimah, selain merupakan kewajiban yang disyari’atkan oleh agama Islam, juga menambah cantik dan anggun bagi si pemakainya. Semoga sebagai kaum muslimah selalu mendapatkan perlindungan untuk bisa dijauhkan dari kecintaan pakaian-pakaian dari budaya barat dan wanita-wanita kafir serta selalu bisa menjalankan perintah Allah SWT untuk memakai pakaian yang disyari’atkan oleh agama Islam.

Demikian tulisan ini saya sampaikan, dengan maksud bukan menggurui atau merasa diri ini lebih tinggi ilmunya, namun hanya sekedar mengingatkan. Semoga Allah SWT  selalu memberikan Taufiq dan Hidayah-Nya kepada semua wanita muslimah untuk mampu melaksanakan apa yang diperintahkan-Nya. Amin... Ya Robbal Alamin.

Wallahu’alam bishawwab.

from : http://www.facebook.com/note.php?note_id=217802538288625

1 komentar:

  1. nice info...
    izin share yach??? :)

    salam ukhuwah!

    jangan lupa mampir ya di http://ecep-online.blogspot.com

    BalasHapus